Selamat Datang

Minggu, 22 Februari 2009

Amalan yang Sampai ke Hati

Rihlah JPRMI

Allah Swt. Berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah. Seketika itu mereka melihat kesalahan-kesalahanya (Q.s. Al-a’raf : 201)”.

Allah Swt. Juga berfirman, “Jika setan mengganggu mu dengan suatu gangguan, maka memohonlah perlindungan kepada allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (Q.s. Al-Fushilat : 36)”

Kita memerangi syaitan dengan meminta bantuan Allah.Kita memerangi hawa nafsu dengan mengutamakan pertolongan Allah yang mutlak sehingga amal perbuatan kita tak lagi didominasi hawa nafsu. Kita memerangi hawa nafsu dengan cara mengingkari keberadaan hawa nafsu. Kita memerangi hawa nafsu dengan kekuatan ikhlas.Kita memerangi dunia dengan berzuhud.
Jika kita telah mampu mengalahkan keempat unsur ini dengan cara memeranginya, maka amal perbuatan kita akan segera sampai ke hati. Tetapi, jika amal perbuatan tidak menemukan jalan menuju hati, maka ia pun tidak bias sampai kehati.
Dengan demikian, amal itu juga tidak akan sampai kepada Tuhan.
Pada saat seperti ini apa yang terjadi?Jika amal tak menemukan jalan, maka ia akan meloncat ke nafsu.
Ia akan memperalat jiwa serta menjadikanya sebagai pasukan baginya.

Nafsu itupun merajalela. Ia akan dominan dan menonjol. Orang yang amalanya tidak menemukan jalan, memang terlihat paling zuhud, paling taat beribadah, dan paling serius berusaha, tetapi ia paling jauh posisinya dari Allah.Dia salat malam, tetapi keesokan harinya berbuat maksiat. Siang berpuasa tetapi malamnya mabuk-mabukan. Ia membaca Al-qur’an tetapi ia tidak berhenti merokok. Ia berzikir kepada Allah, tetapi pada saat yang sama ia durhaka kepada-Nya.Mengapa demikian? Kenapa begitu?Karena semua amal baik yang ia lakukan tak sampai kedalam hatinya.

Ini pertanyaan yang sangat penting, sekaligus persoalan yang mendasar. Banyak pemuda kita yang mengalami penderitaan seperti ini. Ia taat , tetapi ia juga bermaksiat. Ia bertanya-tanya, “mana pengaruh solat yang katanya dapat mencegah perbuatan keji dan munkar? Mana manfaat dzikir yang katanya bias mengusir syaitan?” Jawabanya, amal baiknya tidak sampai ke hati.

Kala menghadiri majelis pengajian, kita melihat sebagian orang duduk dengan sepenuh hati, berlimpah taqwa kepada Allah, serta dipenuhi rasa takut kepada-Nya. Airmatanya juga berlinang. Mereka terlihat merasakan ketenangan. Tetapi, hal pertama yang mereka lakukan setelah keluar dari masjid itu adalah memandangi perempuan yang tak berkerudung. Mengapa bisa begitu? Jawabanya, semua ucapan yang ia dengar melewati luar hatinya, sehingga pengaruhnya pun bersifat sementara. Ketika ia keluar dari masjid, ia pun bisa diserang oleh hawa nafsunya,. Lalu ia lupa. Dosa tak ayal dilakukanya. Pada saat itu, ia melupakan semua yang pernah ada. Oleh karena itu, ucapan harus menemukan jalan menuju hati.

Isi pengajian juga harus bisa menembus relung hati. Ini sebagaimana pernah di ucapkan oleh sebagian pemuda, “Ucapan yang seperti peluru akan seperti tembaga di dalam hati. Kita ingin hati kita penuh dengan taqwa dan suci, khusyuk dan sepenuh hati, juga mudah terkesan dan mudah terpengaruh. Allah Swt. Berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka. Apabila dibacakan Ayat-ayat Nya, maka bertambahlah iman mereka (karenanya). Hanya kepada Tuhanlah, mereka bertawakal. (Mereka itu) orang-orang yang mendirikan salat dan yang menginfakkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka . itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhanya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia (Q.s. Al-anfal :2-4”).

Kita ingin agar ayat suci ini sampai kepada hati hingga i menembus bagian terdalamnya. Jika ia menembus kedalam hati, maka hati akan merenungkan ucapan itu. Pada giliranya, ia akan sampai kepada Allah Swt. Allah pun meridhai kita, serta mengajak diri dan hati kita menuju jalan-Nya.Rasa bangga, takabur, sikap menipu, ujub, memuji diri dan meremehkan orang lain menyebabkan amal yang sebenarnya adalah pasukan bagi hati, malah menjadi pasukan hawa nafsu.

Ya Allah, ambillah tangan dan dahi kami agar selalu menuju-Mu, sebagaimana Engkau mengajak orang-orang yang mulia dalam pandangan-Mu.

Hizzam

Hati yang bening adalah hati yang akan peka terhadap ladang amal, sehingga apapun yang dilihat akan dijadikan amal saleh nya, walau sekecil apapun.

Tidak ada komentar: