Selamat Datang

Sabtu, 21 Februari 2009

Tahun Baru

Assalamu`alaikum.wr.wb
Saudaraku sekalian, tanpa terasa kita telah memasuki awal tahun baru Hijriyah
Tanpa terasa umur kita telah berkurang satu tahun yang berarti kesempatan taubat kita juga telah di kurangi satu tahun pula.
Lalu apa yang telah kita lakukan satu tahun yang lalu ?
Pernahkah kita merenungkanya?
Merenungkan dosa-dosa yang telah kita perbuat, atau kita justru hura-hura dalam menyambut tahun baru ini ? dengan terompet panjang, mercon dan kembang api…
Sementara kita lalai pada Allah dan larut dalam hangar-bingar dunia. Saudaraku, sebagai ikhwah kita tak pantas melakukan semua itu, dan justru harusnya kita awali Tahun baru ini untuk introspeksi diri, saling mengingatkan dan niat untuk taubat, sebab barang siapa yang menanam kemuliaan semangat dalam jiwanya, lalu tumbuh semangat itu, maka jiwannya akan di jauhkan dari segala kotoran, siapa yang konsisten dengan tekadnya, lalu ia maju terus, maka jiwanya akan melompat dari ketidakbahagiaan.
Lalu apa langkah-langkah kita dalam membulatkan tekad menuju taubatan nasuha?

  1. Menuju Jalan yang Lurus Dengan Taubat
    Allah Swt. Berfirman, “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku (Q.s Al-Dzariyat : 56)”. Mereka di ciptakan bukan untuk melakukan dosa, bukan untuk bermain-main, bukan untuk memuaskan hawa nafsunya, bahkan bukan untuk memakmurkan bumi dan melahirkan keturunan. Akan tetapi, mereka diciptakan untuk beribadah. Oleh karnanya, seorang yang berbuat dosa jelas tidak bias disebut sebagai orang yang beribadah. Jika kita mengatakan, “Bertobatlah,” maka itu berarti, “kembalilah kepada asal penciptaanmu karena didalamnya terdapat manfaat yang begitu nyata!”.

  2. Tobat Sebagai Bentuk Ketaatan Kepada Allah
    Dialah Allah yang berfirman dalam kitab sucinya, “Bertaubatlah kalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya memperoleh keberuntungan (Q.s An-Nur : 31)” Kita di perintahkan bertaubat karena tobat merupakan bentuk ketaatan kepada Allah. “Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang paling tulus (Q.s At-tahrim : 8).” Taubat adalah perintah Allah, Sang Maha Raja, Yang Maha Menguasai, Pemilik kerajaan , yang perintah-Nya harus kita patuhi. Oleh karnanya, kita bertaubat sebagai ibadah dan sebagai bentuk ketaatan kepada Sang Pemilik Kerajaan.

  3. Hempaskan Kezaliman, Jemputlah Kebahagiaan
    Allah Swt. Berfirman, “Siapa saja yang tidak mau bertaubat, maka ia termasuk orang yang zalim (Q.s Al-hujarat : 11).”
    Kezaliman terbesar adalah melalaikan taubat, menempuh jalan yang menyalahi Tuhan, dan mengikuti hawa nafsu. Ketiga hal inilah yang menyebabkan kebinasaan.
    Mengikuti jebakan maksiat sama dengan menzalimi diri sendiri. Padahal Allah memberi kabar gembira berupa pertolongan dan kebahagiaan bagi siapa saja yang mau bertaubat. Sebagaimana firman-Nya dalam Q.s An-Nur : 31. Allah menyeru kaum beriman dan kaum terpilih agar bertaubat kepada-Nya, setelah mereka melakukan keimanan dan kesabaran. Allah juga mengaitkan kebahagiaan dengan taubat. Allah menggunakan kata “supaya”, sebagai informasi pemberian harapan dan isyarat bahwa jika mau bertaubat, maka bias berharap kebahagiaan. Karena hanya orang-orang yang bertaubat yang boleh berharap kebahagiaan. Semoga kita termasuk kelompok ini.

  4. Meraih Kebahagiaan
    Kebanyakan para pendosa hidup dalam kebahagiaan semu, fana, dan sementara. Bahkan mereka sebenarnya tidak bahagia Jika kita melihat orang yang lebih suka menikmati tanah ketimbang makanan atau manisan, maka apakah kita akan menilainya sebagai orang yang indranya sehat ataukah sakit ? Orang yang memakan tanah atau batu, lalu menikmatinya hingga ketagihan , tak di ragukan lagi bahwa ia sedang sakit dan perlu di obati.
    Begitu pula orang yang bergelimang dosa dan maksiat. Ia melakukan semua itu bukan karena kemaksiatan itu sesuatu yang nikmat, atau karena keburukan itu menyenangkan. Semua itu dilakukanya justru hatinya telah rusak
    Orang yang terlihat seperti ini memerlukan upaya pembersihan hati. Ia laksana orang yang bekerja di tempat penyamakan kulit binatang. Ia tak lagi mencium bau aroma busuk. Ia baru menciumnya ketika keluar dari tempat itu.
    Karena itu ikhwah sekalian , marilah kita berjuang untuk keluar dari jurang kemaksiatan dan bertaubatlah kepada Allah. Ketika itu kita akan mengetahui keburukan masa lalu kita. Kita juga akan tahu betapa jeleknya perbuatan dulu.

    Hizzam


Teteskanlah air mata penyesalan, minumlah cawan kesedihan, taburkan debu di atas kepala mu, nyaringkan tangisanmu di depan Sang Kekasih, serta bermunajatlah kepada Allah di keheningan malam, lalu ucapkan, “wahai tuhan, pindahkan aku dari hinanya maksiat kepada kemuliaan taat!”.
Kemuliaan itu terikat dengan ketaatan, sementara kehinaan terikat dengan kemaksiatan. Taat kepada Allah akan menghasilkan cahaya, kemuliaan, kebahagiaan, tersingkapnya hijab, dan petunjuk.


Wahai hamba Allah, bila hendak melakukan maksiat kepada Allah carilah tempat yang tak terlihat oleh-Nya. Carilah juga kekuatan selain Allah yang bias membantumu. Hanya, sayang sekali, engkau takkan menemukanya.

Sintang, 01 januari 2009

Blogged with the Flock Browser

Tidak ada komentar: